Ketika
sebuah ketulusan dipertanyakan, apa yang bisa kamu buktikan? Hanya waktu yang
membuktikan. Di dunia ini ada beberapa hal yang di anggap tulus karena tidak
mau melihat kenyataan dan tulus yang memang tulus.
Ketika
ketulusanmu dibalas dengan sebuah sangkaan negatif, haruskah kamu diam dan
tidak merasa tersakiti? Sampai saat ini aku tidak mengerti apa itu sebuah
ketulusan, apakah ketulusan adalah perbuatan yang nantinya (berharap) seseorang
akan membalas perbuatan kita? Atau itu murni “sudahlah, apapun untuknya. Aku
mencintai dan menyayangi dia.”
Berikan aku
contoh ketulusan yang nyata, bukan hanya dari “apa yang aku lakukan seharusnya
kamu juga melakukan itu.” Buatku, mencintai adalah sebuah kenikmatan yang luar
biasa. Seperti menyusuri terowongan gelap dengan cahaya redup sampai akhirnya
menemukan ujung yang diterangi oleh cahaya terang abadi, ya..abadi.
Perjalanan
cintaku bukan suatu hal yang sederhana, bisa dikatakan rumit, sangat rumit. Bukan
hal yang mudah memahami pasanganku, bukan hal yang mudah untuknya memahami
sifat dan watakku. Aku menikmati setiap liku perjalanan kisahku, walau suatu
ketika sempat berpikir untuk menyudahinya. Setan membuatku berpikir seperti
itu, tapi aku kembali ke akal sehatku.
Aku
berbicara pada hatiku “hey, dia pasanganmu. Dia menemanimu didalam suka dan
duka, dia menemanimu disetiap saat kamu butuh dia dan tidak butuh dia. Kamu
juga sudah banyak menyisihkan ruang hati untuknya, mengisinya dengan kehangatan
pelukannya, akankah kamu menyudahi ini semua?”
Tapi, semua
yang aku alami membuat bagian hatiku berbicara juga.. “dia tidak
memperhatikanmu lagi, siapasih kamu? Kamu Cuma cewek yang akan ditinggalkan
ketika dia menemukan laki-laki yang bisa memberikan dia segalanya melebihi apa yang
kamu berikan!” Rasanya kepalaku sakit, mau pecah! Sangkaan negatif dan positif
merasuk kedalam pikiranku!
“Sayang,
seberapapun kamu mencoba membenciku dengan keadaan ini.. Di hatiku tetap
terukir namamu. Seberapapun kamu tidak mempercayai apa yang aku tulis disini,
mulai sekarang percayalah apapun yang aku tulis disini adalah bagian dari isi
hatiku. Aku hanya memperindah kalimat demi kalimat agar kau bisa membacanya
dengan nyaman.”
“Aku bukan
seperti yang kamu inginkan, aku bukan perempuan yang bisa memberikan segalanya
untukmu, aku hanya perempuan yang mulai mengatakan “aku mencintaimu” setelah
sekian lama aku mengatakan “aku menyayangimu dengan sangat” aku hanya bisa
memberikan hati ini untuk kamu perlakukan dengan apapun kemauanmu. Hatiku sudah
tak memiliki nyawa karena nyawa di dalam hatiku adalah kamu, ya kamu.. :’)”
Bisa kau
hitung sudah berapa ratus liter air mata yang kita keluarkan untuk menyesali
dan mengenang kejadian indah dalam hubungan kita, sayang? Sudahkah kamu
bersyukur memiliki aku sebagai bagian hidupmu? Aku sangat bersyukur memiliki
hidup bersamamu, mengarungi lautan tawa dan lautan tangis di pundakmu. Tertawa
dalam berbagai hal, berbicara panjang lebar.
Kamu ingat bagaimana aku ketakutan setengah
mati saat aku melindas seekor ular dekat rumahmu sampai aku tidak berani pulang
dan menjejakkan kakiku ditanah? Kamu memelukku sampai-sampai kamu mau
mengantarku pulang. Kamu ingat bagaimana aku memelukmu dari belakang ketika
kamu bercermin? Kamu ingat bagaimana ciuman rasa sayangku sampai di tubuhmu?
Kamu ingat
bagaimana kamu memelukku ketika aku merasa sendirian dan sangat depresi? Kemana
semua kepedulianmu? Apakah hilang karena aku memilih pulang kerumah demi
sekolahku? Apakah kamu tidak mempercayai aku bahwa aku memiliki keinginan hidup
bersamamu sampai mati? Apakah semua ucapanku kamu anggap sebagai bualan semata,
sayang?
“Aku memang
perempuan pecundang dan pengecut. Tapi
kamu harus tau sayang, disini, dirumah ini, aku mulai membuka jati diriku, aku
mulai memperkenalkan kamu dengan cara aku menceritakan semua tentang kamu,
semua yang aku ceritakan dengan antusias yang orangtuaku mulai curiga. Aku
tidak peduli, aku hanya ingin bersamamu. Jadi aku mohon, berhentilah bersikap
seolah-olah kamu tidak membutuhkanku.. :’)”
“Aku
mengerti, semua yang kamu lakukan adalah bentuk rasa sayangmu padaku. Tapi
sayang, semua yang kamu lakukan pasti ada balasannya.. jika kamu
menginginkannya dariku, bersabarlah. Aku berubah seperti yang kamu inginkan di
masa lalu pun butuh waktu cukup lama. Tapi sayangnya, aku yang sekarang-- yang
dulu adalah keinginanmu sudah tidak berguna. Kamu tidak menginginkannya lagi..
:’D”
Setelah
kamu bisa memahami isi tulisan ini, aku berharap kamu mengerti semua yang ada
di dalam otak dan hatiku. Aku berharap kamu melaukakn hal ini juga, kalau saja
kamu tidak mau berbagi unek-unek denganku. Harus kamu tau sayang, sekarang
sudah bukan perkataan “aku sayang kamu” yang ada di hati ini, tetapi “aku
mencintaimu, sungguh.” <3